Jumlah penghafal Al-Qur’an di Indonesia saat ini terus meningkat. Hal tersebut tidak terlepas dari ketersediaan dan komitmen para guru ngaji itu sendiri. Semangat juang para guru ngaji tersebut menjadi modal utama bagi pengembangan syiar atau dakwah serta kualitas pendidikan Al-Qur’an saat ini. Kehadiran guru ngaji pun secara tidak langsung menjadi sistem pemeliharaan Al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu, kehadiran seorang guru Al-Qur’an menjadi semakin penting dan berarti.
Meski demikian, peran guru ngaji atau guru Al-Qur’an seringkali terlupakan di masa kini. Tidak jarang kita temukan orang-orang yang lebih menghormati guru atau pengajar cabang ilmu umum dibandingkan dengan guru ngaji atau Al-Qur’an. Padahal, jika kita memuliakan guru Al-Qur’an, maka hakikatnya kita telah memuliakan Al-Qur’an.
Sedangkan, memuliakan Al-Qur’an sejatinya ialah memuliakan Allah dengan segala firman-Nya. Menyadari hal tersebut, orang-orang salih terdahulu pun tergerak untuk senantiasa memuliakan dan menghormati para ahli Al-Qur’an, termasuk guru ngaji Al-Qur’an.
Pahala Memuliakan Guru Ngaji
Salah satu contoh orang shalih terdahulu yang begitu menghormati guru Al-Qur’an ialah Ali bin Abi Thalib. Dalam kitab Al Ta’lim Al Muta’allim karya Syekh Az-Zarnuji, diceritakan bahwa Ali bin Abi Thalib merupakan seseorang yang sangat memuliakan sosok guru. Hal tersebut dapat dilihat dari kata-katanya berikut,
“Aku menjadi hamba bagi orang yang mengajariku satu huruf ilmu. Terserah orang yang mengajariku. Ia mau menjualku, memerdekanku, atau tetap menjadikanku sebagai hamba sahayanya.”
Bukti lain bahwa Ali merupakan seseorang yang sangat memuliakan sosok guru ialah perkataannya yang berbunyi, “Barangsiapa mengajari aku satu huruf, maka baginya seribu dinar,”.
Sikap Ali tersebut sangat berkaitan dengan hadits Rasulullah SAW. “Barangsiapa yang mengajarkanku satu ayat dari kitab Allah pada seseorang, maka orang itu menjadi hamba baginya.” (HR. Thabrani).
Berdasarkan penjelasan Ustadz Syamsul, hamba yang dimaksud dalam hadits ini bukanlah hamba sahaya, melainkan lebih kepada orang yang berbakti atau mengabdi sepenuh hati kepada gurunya.
Perbuatan Ali merupakan hal yang baik dan terpuji, mengingat Rasulullah SAW pun menyebutkan keutamaan seorang guru ngaji atau pengajar Al-Qur’an,
”Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhori)
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya termasuk pengagungan kepada Allah adalah memuliakan orang yang sudah beruban lagi muslim, memuliakan ahli Al-Qur’an dengan tidak berlebihan dan tidak menyepelekannya, dan memuliakan para pemimpin yang berbuat adil.”
Dari hadits-hadits tersebut, kita dapat mengetahui bahwasannya guru ngaji atau pengajar Al-Qur’an sangat dimuliakan kedudukannya dalam Islam. Maka, tugas kita sebagai umat muslim adalah senantiasa memuliakan mereka dengan turut memberi dukungan, meningkatkan kesejahteraan, serta memberdayakannya.
Pemberdayaan yang dapat dilakukan bukan hanya berupa peningkatan kompetensi guru ngaji atau pengajar Al-Qur’an. Namun juga yang begitu penting ialah memberikan kontribusi nyata dalam sarana prasarana atau kebutuhan mereka. Pada dasarnya, pemberdayaan tersebut merupakan salah satu langkah konkret yang dapat kita lakukan memuliakan Al-Qur’an.
Manfaat Sedekah untuk Guru Ngaji
Jika kita memuliakan guru ngaji yang kelak akan mengajarkan Islam dan kalam-kalam-Nya yang penuh kebaikan, maka Allah akan menghadiahkan kita surga. Sebagaimana sabda Nabi SAW, seperti yang dikutip dalam Lubab Al-Hadits oleh Imam Jalaluddin Al-Suyuthi,
“Barangsiapa memuliakan orang berilmu (guru), maka sungguh ia telah memuliakan aku. Dan juga barangsiapa memulikan aku, maka sungguh ia telah memuliakan Allah. Barangsiapa memuliakan Allah, maka tempatnya di surga”.
Tak hanya itu, menurut Imam As-Suyuthi dalam Kitab Khumasi dan dikutip oleh Sayyid Abdurrohman bin Muhammad dalam kitab Bughyatul Musytarsyidin terdapat lima tingkatan pahala dalam sedekah. Jika kita bersedekah kepada para ulama, fuqaha, pengajar Al-Qur’an atau guru ngaji, maka pahalanya 900 ribu kali lipat lebih besar dibandingkan sedekah lainnya.
Donasi Guru Ngaji di Pelosok
Indonesia Bisa Ngaji sebagai salah satu lembaga amil zakat di Bandung menyediakan program program “Donasi Guru Ngaji”. Program tersebut disediakan supaya guru-guru ngaji di pelosok dapat mempunyai kehidupan yang sejahtera sehingga akhirnya dapat semakin giat dalam mengajarkan Al-Qur’an dan juga mampu membangun karakter murid-muridnya. Mari salurkan zakat atau sedekah untuk guru ngaji terbaik Anda melalui Indonesia Bisa Ngaji sekarang juga!
Donasi Sekarang: Klik Disini!